Sabtu, 25 Februari 2012

Demam Dan Pengukuran Demam

Demam merupakan salah satu keluhan tersering orang tua yang mencari perawatan medis untuk anak mereka. Fobia demam dan konsep yang salah mcngcnai demam sering dijumpai pada semua kelompok sosioekonomi. Pemberian antipiretik merupakan respons yang hampir universal terhadap demam yang dialami anakanak. Orang tua sebaiknya diyakinkan bahwa demam pada suhu 37,8°-40°C (100°-104°F) tidak berbahaya. Demam tidak menyebabkan “kerusakan otak”, kecuali jika suhunya melebihi 41,7°C (107°F) yang berlangsung dalam jangka waktu lama (berjam-jam). Lebih lanjut, demam yang disebabkan oleh infeksi tidak cepat naik; dan suhu tidak akan melebihi 41,2°C (106°F).

Penting diingat bahwa suhu tubuh dapat meningkat karena beberapa faktor, seperti aktivitas fisik, emosi, selesai makan, dan ovulasi. Faktor ekstrinsik, seperti memakai pakaian tebal, pajanan terhadap suhu lingkungan yang tinggi, serta meningkatnya kelembaban dapat juga menaikkan suhu tubuh. Faktor-faktor ini sangat penting pada anak-anak karena area luas permukaan tubuh relatif per unit volumenya lebih kecil daripada orang dewasa; oleh karena itu, permukaan tubuh yang ada untuk mendinginkan menjadi lebih sedikit. Suhu inti tubuh normal pada anak-anak dapat mencapai 38°C (100,4°F). Suhu rektal yang diukur secara benar mencerminkan suhu inti tubuh; suhu oral dan aksila, biasanya, secara berturutturut, 0,6°C (1,1°F) dan 1,1°C (2,0°F) lebih rendah daripada suhu rektal. Suplai darah ke membran timpani memiliki suhu yang sama seperti suplai darah ke daerah preoptik hipotalamus, pusat pengaturan suhu. Kenyataan ini mendorong perkembangan teknik pengukuran suhu secara tidak langsung yang disebut “reflectwice tympanometry”. Walaupun teknik ini memiliki banyak keuntungan, antara lain dapat dilakukan dengan cepat, tetapi secara luas belum dibakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar